Mindset?
Kata mutiara? Mindset dan banyak lagi kata-kata yg dijadikan sbg motivator, acuan dan rujukan bagi banyak org untuk mengambil sebuah sikap. Padahal kata-kata dan rujukan itu tidaklah sepenuhnya benar walaupun kelihatannya sangat puitis.
Kenapa?
Karena kata-kata itu kadang hanya terlahir dari rasa kecewa, putus asa, sakit hati dan dari macam-macam perasaan hati lainnya.
Misalnya: “Istri itu amanah! Bukan pembantu!”
Benar… Benar sekali kata2 itu… Kata-kata ini jg bisa jd peluru tajam saat bertengkar dg suami. Entah dari mana asalnya, entah siapa pelopornya, entah apa tujuannya kata-kata itu sebenarnya.
Tapi, wanita2 tidak peduli dg segala asal muasalnya itu. Yg mereka pedulikan adalah, bahwa kata-kata itu sesuai dg perasaannya.
Betapa jahilnya mereka. Dengan bekal emansipasi wanita (katanya) mereka menuntut hak-hak mereka, tanpa peduli dg kewajiban-kewajiban mereka.
Padahal Allah sudah mengatur semuanya, sudah memudahkan hati mereka dan dijanjikan dg balasan yg tiada tiaranya.
“…Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.”
(HR. Ahmad; shahih)
Itulah kenapa Allah perlihatkan pada Rasulnya bahwa penghuni neraka kebanyakan adalah wanita. Karena mereka jarang merasa syukur dari apa-apa yg telah Allah mudahkan bg mereka. Mereka orang-orang yang kalah oleh perasaannya. Yang kalah oleh rasa egonya…